Jumat, 07 Desember 2012

KOMPETISI TANDA TANGAN

Alam sudah enggan beryanyi
Burung-burung kehilangan sangkarnya
Bunga-bunga tertunduk mengheningkan diri
sepoi angin jarang menyapa

jati, mahoni, pinus menjerit
menggelepar
menampar tanah
mengaduh hingga gaduh

berdemo dalam bisu
menangis dalam truk-truk

di palak
oleh  bubuhan tanda tangan para ramanya rakyat

banjir bandang menghadang
abrasi laut menggerus
erosi mengais-mengais, mengikis lahan
menggempur lumpur,

rumah tumbang, jiwa melayang
lumbung padi dan sekolah tenggelam

pemerintah berkoar
mengeluarkan kebijakan
bergembor-gembor
gerakan satu juta pohon

namun,
pena-pena itu tak berhenti membubuhkan tanda tangan.
satu pena, dua pena, puluhan pena, ratusan pena bergerak
saling mendahului, berkompetisi membubuhkan tanda tangan.







MENEROPONG PERNIKAHAN KILAT

              Beberapa minggu ini masyarakat dikejutkan oleh peristiwa pernikahan siri Bupati yang hanya berjalan 4 hari, pro kontra pun tidak dapat dielakkan. Di tempat lain juga terdengar berita yang sama seorang PNS menikahi janda,  ironisnya pernikahan yang dilakukan hanya berjalan 13 jam.  Dan  diantara kedua kasus pernikahan kilat tersebut pihak laki-laki yang menjatuhkan talak dengan se enaknya sendiri, sepertinya pernikahan hanya bertujuan untuk memuaskan nafsu syahwatnya saja dengan menggunakan istilah halal karena sudah di legalkan oleh agama.
  Namun, sangat disayangkan perilaku tersebut dilakukan oleh seorang yang berlatar belakang pendidikan Islam yang kuat. Jebolan pesantren, dan mengerti seluk beluk agama. Sehingga orang-orang yang tidak mengerti dengan benar tentang Islam terutama non muslim menghubung-hubungkan pelaku oknum tersebut dengan Ajaran Nabi Muhammad SAW, yang menurut mereka ajaran yang keliru yang hanya melecehkan perempuan. Terutama jika dikaitkan dengan kebolehan poligami dalam Islam.

Rabu, 05 Desember 2012

MORAL NEGERI

       kasus tawuran antar pelajar, antar remaja, antar kampung akhir-akhir ini menjadi sajian masyarakat sehari-hari. baik disajikan dimedia cetak maupun elektronik. sehingga muncullah berbagai macam spekulasi jawaban dari akar pertanyaan mengapa dan salah siapa??
        mengapa  sering sekali terjadi tawuran di wilayah Indonesia? padahal Indonesia terkenal dengan pribadi yang ramah, santun, menghormati dan menghargai sesama, memiliki adat ketimuran yang adi luhung. ditambah lagi mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Agama yang menjunjung tinggi Akhlaq/ budi pekerti yang mulia.

GAYA aLAY

        Maraknya pemakaian bahasa alay dikalangan remaja masa kini membuat hatiku miris. apalagi menurut mereka alay adalah trend masa kini dan bila mereka tidak mengikuti gaya tersebut mereka akan dibilang orang jadul (jama dulu), primitif, ndeso alias kamseupay dan tidak gaul. 
         pemakaian bahasa Alay tidak hanya tersebar dikota-kota besar namun juga dipelosok-pelosok kampung bahasa alay sudah menjadi bahasa pergaulan sehari-hari para kawula muda bahkan menembus ke dalam relung para santri di lembaga pendidikan pesantren. fenomena tersebut diindikasikan sebagai bahasa komunikasi terutama dalam pergaulan di situs-situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, dll. juga melalui telepon seluler maupun blackberry.