Rabu, 05 Desember 2012

GAYA aLAY

        Maraknya pemakaian bahasa alay dikalangan remaja masa kini membuat hatiku miris. apalagi menurut mereka alay adalah trend masa kini dan bila mereka tidak mengikuti gaya tersebut mereka akan dibilang orang jadul (jama dulu), primitif, ndeso alias kamseupay dan tidak gaul. 
         pemakaian bahasa Alay tidak hanya tersebar dikota-kota besar namun juga dipelosok-pelosok kampung bahasa alay sudah menjadi bahasa pergaulan sehari-hari para kawula muda bahkan menembus ke dalam relung para santri di lembaga pendidikan pesantren. fenomena tersebut diindikasikan sebagai bahasa komunikasi terutama dalam pergaulan di situs-situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, dll. juga melalui telepon seluler maupun blackberry.
           Bahasa Alay tidak hanya merusak tata BAHASA INDONESIA, namun juga menghilangkan jatidiri  para remaja yang seharusnya menjadi agent of change, inovator, kreator. dengan pola pikir yang kritis dan sistematis dalam berbahasa serta berkomunikasi. bahkan bahasa alay bisa juga merubah karakter seorang remaja, mengingat bentuk bahasa alay era sekarang ini gaya bahasa dan tulisannya yang bila dilafalkan  menggambarkan seorang anak kecil  yang cadel, alias anak kecil yang masih belum bisa berbicara dengan jelas, yang masih belum bisa mengucapkan huruf dengan benar. seperti contoh : serius menjadi ciyuss, sungguh menjadi cungguh, lucu menjadi unyu, demi apa menjadi Mipah dan sebagainya. 
        orang yang berbicara alay merasa dirinya imut, dan lucu seperti anak kecil yang menggemaskan. padahal usia mereka sudah jauh dari fase kanak-kanak. kekhawatiran muncul apabila mereka berbicara cadel seperti anak kecil yang masih belum mampu berbicara dengan jelas mempengaruhi psikologi mereka dan terbawa arus oleh kebiasaan-kebiasaannya. sehingga mereka mengira mungkin juga merasa dirinya masih kanak-kanak, sehingga sikap dan perilaku mereka childish, tidak mampu mengatasi persoalan hidup, mudah galau, menjadi temperamental dan tidak mengerti apa yang dia butuhkan, utamanya para pelajar tidak mengerti bahwa kebutuhan dia adalah belajar dan belajar sehingga yang dilakukan hanya berimajinasi, mengejar kesenangan semu nan menyesatkan.
       sedangkan bila dikaitkan dengan sumpah pemuda sendiri yang menyatakan pengakuan terhadap bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia, pengikut alay tidak mengakui adanya bahasa indonesia, buktinya mereka lebih paham dan meyenangi bahasa alay daripada berbahasa indonesia dengan baik dan benar. pantas saja nilai hasil UNAS mapel bahasa Indonesia jauh dari yang kita harapkan. karena remaja Indonesia tidak paham dengan bahasanya sendiri.  sadarlah wahai pemuda, kemajuan bangsamu ada diatas pundakmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar