Selasa, 28 Februari 2012

Yang digugu dan ditiru

      Kata "Guru" dilihat dari Kereta Basanya mempunyai makna Digugu lan Ditiru. Digugu berarti setiap ucapan yang keluar dari lisan seorang guru harus dapat dipercaya,
apapun yang diucapkannya adalah kebenaran bukan kebohongan,  oleh sebab itu, seorang guru harus memiliki sifat terpercaya,setiap ilmu yang disampaikan adalah benar, sesuai dengan kebenaran dari disiplin ilmu itu sendiri. bukan karangan sendiri apalagi tanpa disertai dasar yang jelas. Terutama dalam kaitannya dengan masalah hukum dan keyakinan. apabila setiap jawaban yang diberikan oleh guru itu keliru maka, selama hidupnya seorang tholib akan keliru bahkan bisa tersesat.
     Dilihat dari pemaknaan huruf G pada kata Guru, yaitu di GUGU tersebut seorang guru mau tidak mau harus senantiasa banyak membaca, bertanya, mengamati, dan meneliti. selalu merasa haus akan ilmu pengetahuan. Apalagi  seiring perkembangan zaman kemajuan sains dan teknologi informasi, akan ada banyak masalah yang timbul dan membutuhkan ilmu dalam mengatasinya. untuk itu seorang guru benar-benar wajib menambah wawasan, serta pengetahuan sesuai dengan disiplin ilmu yag diampunya.
     Sementara makna kedua dari Kata Guru yaitu Ditiru, ditiru berarti seorang guru harus bisa menjadi uswatun Hasanah, suri tauladan yang baik bagi para tholib, baik dari segi ucapan, sikap, penampilan maupun perilakunya.  Karena, diakui atau tidak kebanyakan dari seorang murid yang notabene masih dalam usia pencarian jati diri, masih labil dan cenderung berimitasi kepada yang diidolakan. bahkan mengidentifikasikan dirinya kepada orang yang diidolakan. maka, sangat perlu untuk diarahkan melalui nasehat-nasehat yang bijak dan penuh hikmah.
      Salah satu Metode dalam mendidik anak adalah Suri Tauladan. Suri Tauladan merupakan metode nasehat atau dakwah yang paling baik dan efektif serta mengena dihati seseorang. Seperi yang dilakukan oleh  Rasulullah SAW beliau tidak pernah menegur atau menyuruh sesorang lewat sejuta kata-kata akan tetapi beliau melakukannya melalui uswatun Hasanah. Beliau dalam misinya meluruskan Aqidah dan Akhlaq juga melalui Suri Tauladan. wal hasil, sudah terbukti dan diakui keberhasilannya.
      Dengan demikian seorang guru dituntut mempunyai akhlaq terpuji, bersih lahir maupun batin. mengingat sosok guru cenderung ditiru oleh para tholibin tholibat.

waallahu a'lam bishshowwab
   
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar