Jumat, 03 Juli 2020

Ketamakan pemicu utama semua penyakit hati


Tahukah anda?, Ada satu sifat/ sikap / perilaku di mana semua agama menganggapnya sebagai dosa besar. Tidak hanya agama Islam saja, semua agama dan kepercayaan yang diakui di seluruh dunia  memandang sifat tersebut sebagai salah satu pemicu terbesar segala kemungkaran. Tidak hanya 1 kejahatan saja tapi semua kejahatan dan kejelekan berpangkal pada sikap atau perilaku tersebut.

Sikap apakah itu? Yaitu ketamakan.
Ketamakan berasal dari kata dasar tamak (bahasa Inggris: greed, avarice, cupidity, covetousness; bahasa Latin: avaritia), atau disebut juga keserakahan.

Ketamakan pada umumnya diartikan sebagai keinginan yang sangat besar untuk memiliki kekayaan, barang atau benda bernilai abstrak, dengan maksud menyimpannya untuk dirinya sendiri, jauh melebihi kenyamanan dan kebutuhan dasar untuk hidup yang berlaku pada umumnya. Pengertian ini diterapkan pada keinginan yang besar dan mencolok dalam upaya mengejar kekayaan, status sosial, dan kekuasaan.

Singkatnya, Tamak adalah sikap rakus terhadap hal-hal yang bersifat kebendaan tanpa memperhitungkan mana yang halal dan haram. 

Tamak merupakan perilaku tercela dan termasuk penyakit hati juga rohani.
Apabila dalam hati seseorang ada sikap tersebut maka, saat itulah pintu-pintu masuknya setan terbuka lebar ke dalam jiwanya. Setan akan terus mendorongnya dengan berbagai cara bisa melalui riya', tipu daya untuk berpura-pura dan menghias dirinya sebaik mungkin di hadapan orang lain yang diharapakan keridhaannya. Dengan menyembunyikan maksud yang sebenarnya.

Kemudian memuji-muji dan seakan-akan membela orang tersebut. Akan tetapi ketika sudah mendapatkan keridhaannya, orang tamak tanpa malu memperkaya diri tanpa mempedulikan keridhaan orang lain. Sehingga, korupsi, merampok, menipupun dilakukan.

Sebagaimana yang sudah saya singgung sebelumnya bahwa ketamakan adalah pemicu atau penyebab timbulnya berbagai macam  kemungkaran  karena, selain menimbulkan  sifat iri/ dengki, tamak juga dapat menimbulkan sifat hasad,  sum'ah ,  benci, dendam, amarah, dan penyakit hati lainnya,yang dapat memicu permusuhan, serta perbuatan keji dan munkar lainnya.

Manusia yang rakus / tamak hanya memperdulikan dirinya sendiri dan kelompoknya. Demi melanggengkan kekuasaan, harta  kekayaannya , dia akan melakukan berbagai macam cara.  Orang yang Tamak tidak akan  pernah merasa cukup  sehingga selalui ingin menambah apa  yang seharusnya ia miliki tanpa memperdulikan hak-hak orang lain.  Sudah menjadi kelaziman kalau orang tamak itu  selalu mengharap pemberian orang lain sebanyak-banyaknya  namun, dia sendiri  bersikap pelit .

Rasulullah menggambarkan sikap rakus dengan sangat tandas: “Jika anak Adam memiliki satu lembah emas dia akan mencari agar menjadi dua lembah dan tidak ada yang akan menutup mulutnya melainkan tanah. Dan Allah menerima taubat orang yang bertaubat.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Orang yang Tamak biasanya cintanya terhadap harta benda sangat besar. Bila memiliki harta benda dia tidak mau kehilangan. Jangankan untuk bersedekah, untuk dirinya sendiri terkadang pelitnya minta ampun.

Dari tabiat itu tahukah anda bahaya sikap tamak? Menurut Ibnu Taimiyah bahwa rakusnya seseorang terhadap harta benda dan kedudukan akan merusak agamanya dan kerusakan ini lebih dahsyat dibanding kerusakan dua serigala yang sedang lapar terhadap kambing yang menyendiri.

Ada lagi Kalimat bijak lainnya datang dari Mahatma Gandhi, “Bumi mampu mencukupi semua kebutuhan seluruh manusia, tetapi tidak mampu mencukupi kerakusan seorang manusia.

Sikap tamak akan membuat seseorang mempunyai banyak keinginan tanpa batas, dan untuk memenuhi keinginannya itu dia akan melakukan berbagai cara. Baik dengan jalan benar maupun batil. Hal itu sungguh nyata kalau agamanya pasti rusak karena ulahnya.

Lantas bagaimana agar kita terhindar dari sikap tamak?
1. Hiasi diri dengan sifat qona'ah ( menerima dan merasa cukup dengan segala yang telah diberikan oleh Allah )
2. Senantiasa Bersyukur
3. Ingatlah bahwa setiap bernyawa pasti akan mengalami kematian dan harta serta kedudukan di dunia tidak akan dibawa mati
4 berusaha menjadi tangan di atas dari pada di bawah. Artinya lebih baik memberi maupun menerima.
5. Hiasi diri dengan sifat malu dan takut terhadap siksa Allah.
6. Ingatlah bahwa segala perbuatan kita akan ada balasannya.

Referensi :
Al-Ghazali keajaiban-keajaiban hati. Penerjemah Muhammad Al Baqir. Mizan media utama. Bandung. 2004.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ketamakan

https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/q4gmqx70021843723000