Jumat, 26 Juni 2020

Ketika ikhtiar tak kunjung menghasilkan

Manusia merupakan makhluk ekonomi.  Sebagai makhluk ekonomi manusia tidak dapat hidup tanpa melakukan kegiatan ekonomi. Karena, dengan melakukan kegiatan ekonomi seseorang bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Tanpa melakukan kegiatan ekonomi seseorang tidak akan bertahan hidup.

Bukankah dalam Al Qur'an sudah dijelaskan bahwa seluruh makhluk hidup sudah ada jatah rezekinya masing-masing? Untuk makan sehari-hari, makhluk kecil seperti semut pun sudah  dijatah oleh Allah SWT?

Memang benar semua makhluk ciptaan Allah sudah ditetapkan rezekinya masing-masing dan hal itu sudah tercatat sejak  50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi, yang tertulis di lauhul mahfudz. Namun, akankah rezeki itu datang dengan sendirinya? Jatuh dari langit langsung? Pernahkan kita menemukan bukti bahwa rezeki kita akan datang dengan sendirinya tanpa usaha sama sekali?

Salah satu contoh Allah menyiapkan ikan di sungai, di rawa dan di laut untuk bisa dimanfaatkan oleh manusia. Sebagai lauk teman nasi. Namun, akankah ikan itu akan datang dengan sendirinya? Tanpa kita berusaha untuk mengambilnya dengan cara memancing, menjala dan sebagainya. Itulah perumpamaan jatah rezeki kita yang harus diambil melalui ikhtiar

Semut,  makhluk yang kecil setiap hari keluar mencari makan bersama rombongannya. Itu karena mereka tahu bahwa makanan tidak akan datang dengan sendirinya tanpa usaha.

Begitupun manusia sebagai makhluk yang diberikan kesempurnaan dibanding makhluk lainnya. Manusia mempunyai akal, nafsu dan insting haruslah melakukan ikhtiar untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Apalagi,  zaman sekarang semua hal memerlukan biaya. Dari hal remeh temeh hingga hal terpenting dalam hidup, dari mulai tidur hingga bangun lagi semua membutuhkan  biaya.

Biaya untuk membeli sandang, pangan , papan dan kebutuhan lainnya. Apalagi, jika seseorang ingin merubah nasibnya, ingin semua kebutuhan baik primer, sekunder maupun tersier dapat terpenuhi. Semua itu memerlukan usaha/ ikhtiar.

Apa arti ikhtiar itu ?
Ikhtiar secara bahasa artinya memilih. Secara istilah ikhtiar adalah usaha seorang hamba untuk memperoleh apa yang di kehendakinya. orang yang berikhtiar berarti dia memilih suatu pekerjaan kemudian dia melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh agar dapat berhasil dan sukses.

Dari pengertian ikhtiar di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa ikhtiar itu kegiatan yang mengharuskan seseorang untuk memilih suatu pekerjaan agar mendapatkan apa yang dikehendakinya. Sebuah usaha untuk merubah nasib hidupnya.

Untuk merubah nasibnya, Ikhtiar  harus dilakukan secara maksimal dan bersungguh-sungguh, tidak mengenal lelah ataupun putus asa. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya "sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum, sebelum mereka merubah nasib mereka sendiri." (Q.S. Ar Ro'du : 11)
"Dan janganlah kalian berputus asa dari Rahmat Allah." ( Q. S. Yusuf : 87)

Adapun cara ikhtiar yang benar adalah adanya niat bekerja karena Allah, agar usaha yang kita lakukan berpahala  kemudian, diiringi do'a dan tawakkal.

Lantas, bagaimana apabila seseorang sudah melakukan ikhtiar dengan sungguh-sungguh namun, nasibnya masih sama? Perlu usaha lebih keras lagi. Jika bekerja sebagai buruh hasilnya sedikit dan tidak bisa mencukupi kebutuhan perlu mencoba mencari usaha lain. Bisa dengan berjualan, atau memanfaatkan keterampilan yang dipunyai dan jangan lupa ikhtiarnya dibarengi dengan do'a dan tawakkal.

Masih banyak kasus di masyarakat, seseorang sudah bekerja keras dari pagi hingga sore tapi masih saja kekurangan. kemudian mengikuti jejak teman-temanya yang sudah sukses berjualan di perantauan. Tak lupa mereka sungguh-sungguh dalam berdo'a. Namun, hasilnya masih sama tidak bisa sukses seperti mereka.

Barulah hal itu kembali pada takdir Allah. Setiap manusia lahir sudah ditetapkan takaran Rezeki baginya. Apalagi sudah mencoba berbagai usaha yang dilakukanya, ternyata rezeki yang berlimpah tak juga bertandang padanya. Sudah mencoba usaha A, B , C hingga  D, ikhtiarnya tak kunjung menghasilkan. Kata orang tua itu artinya "awake cilik" maksudnya memang takaran rezekinya segitu. Yang tertinggal adalah tawakkal ( berpasrah diri kepada Allah)

Namun, jangan hanya tawakkal saja. Teruslah berikhtiar secara lahir ( bekerja keras) maupun batin (berdo'a). Tetaplah Mencari rezeki dengan cara yang benar tidak menipu atau berlaku curang. Tidak merampas hak milik orang lain. Pasti rezeki yang akan kita peroleh adalah rezeki yang barokah. Meskipun hasil dari ikhtiar kita sedikit. Sedikit namun, berkah. Rezeki yang berkah itu rezeki yang berkembang, bertambah, bermanfaat, mendatangkan banyak kebaikan dan kebahagiaan.

Bukankah yang dicari manusia adalah kebahagiaan? Dan kebahagiaan bukan berasal dari harta, dan kedudukan. Namun, kebahagiaan berasal dari hati yang penuh syukur.

Teruslah Bersyukur karena dengan bersyukur maka rezeki kita akan ditambah oleh Allah. "Lain syakartum la aziidannakum wa lain kafartum Inna 'adzaabii lasyadiid."
Mungkin ditambahnya rezeki kita tidak berupa harta namun, berupa keluarga yang sehat, anak-anak penurut, hati yang tenang, diberikan hidayah dan mampu menjalankan kewajiban seperti sholat, zakat dan puasa. Semua hal itu juga termasuk rezeki. 

Al Qur'an terjemahan. Penerbit departemen agama Islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar