Minggu, 21 Juni 2020

Dagangan laris, rezeki berkah ala Rasulullah


Pandemi covid-19 datang ketika masyarakat sudah mulai merasa mapan dengan mata pencahariannya. Namun, kedatangannya tidak sekejap mata. Dia masih bertahan di Indonesia selama berbulan-bulan yang membuat perekonomian melemah, banyak masyarakat yang kehilangan mata pencaharian, ada pula yang pendapatannya berkurang.

Keadaan seperti itu menyebabkan masyarakat kelimpungan mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Akhirnya sebagian besar masyarakat banting stir yang awalnya pekerja kantoran, ibu rumah tangga dan dari segala profesi beralih menjadi pedagang dengan atau tanpa modal.

Dalam islam sendiri, berdagang atau berwirausaha dianggap sebagai salah satu pekerjaan yang mulia, bahkan mempermudah datangnya rezeki Allah SWT. Sebagaimana dijelaskan dalam suatu hadist terkemuka yang berbunyi,
"Sembilan dari sepuluh pintu rezeki ada dalam perdagangan”
Ada lagi hadits Nabi Muhammad SAW   yang lain, diriwayatkan Baihaqi menyatakan, salah satu pekerjaan yang dianjurkan untuk dilakukan umatnya adalah berdagang. “Sesungguhnya sebaik-baiknya usaha adalah usaha berdagang."

Mengingat saat ini banyaknya jumlah pedagang,  terutama perdagangan via online sangat penting bagi kita untuk meneladani cara berdagang Nabi Muhammad SAW. Karena, dengan meniru cara berdagang Rasulullah kita akan mampu menjual dagangan dengan maksimal dan laku keras juga penuh keberkahan.

Keberkahan dalam berdagang itu sangat penting. Dengan mendapatkan keberkahan dalam berdagang, rezeki yang dihasilkan dari berdagangpun rezeki yang berkah.
Apa itu berkah ? Menurut Imam Al-Ghazali, berkah adalah bertambahnya kebaikan. Sementara para ulama mendefinisikan berkah sebagai segala sesuatu yang banyak dan melimpah, meliputi berkah secara material dan spiritual, seperti kesehatan, ketenangan, keamanan, harta, usia, dan anak. Jadi, pada intinya berkah adalah langgengnya kebaikan atau bertambahnya kebaikan.
Percuma mendapatkan banyak uang dari hasil penipuan dalam perdagangan jika uang tersebut tidak berkah. Rezeki yang tidak berkah akan membuat hidupnya tidak berkah. Tidak ada ketenangan dan keamanan serta keluarga yang menyenangkan hati. Tidak ada kebaikan dalam kehidupannya lahir maupun batin. Material maupun spiritual.

Lantas bagaimana caranya agar bisa sukses dalam berdagang dan mendapatkan rezeki yang berkah dari usaha berdagang? Berikut adalah cara berdagang Nabi Muhammad SAW yang membuat dagangan laris manis dan menghasilkan rezeki yang berkah :

1. Niat karena Allah
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. Bahwa "sesungguhnya segala sesuatu itu berdasarkan pada niat."
Dalam kaitannya dengan berdagang niat itu perlu agar usaha dagangan kita bernilai ibadah. Jangan sampai kita capek-capek berjualan tapi tidak ada pahala untuk akhirat kita. Intinya berdagang tidak hanya untuk urusan duniawi saja namun juga untuk urusan akhirat kita agar kehidupan dunia akhirat kita seimbang

2. Jujur dan amanah
Sebagaimana yang kita ketahui dalam sejarah bahwa Rasulullah itu seorang pedagang sejati. Terkenal dengan kejujurannya dalam berdagang. Beliau tidak pernah mengurangi timbangan. Kelebihan dan kekurangan kondisi barang dagangannya pun selalu beliau katakan pada pembeli.
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Tirmidzi, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya para pedagang (pengusaha) akan dibangkitkan pada hari kiamat sebagai para penjahat kecuali pedagang yang bertakwa kepada Allah, berbuat baik dan jujur.”

Beliau juga seorang yang amanah saat mendapat kepercayaan dari para pengusaha dalam mengelola modal usahanya, modal tersebut dikelola dengan baik dan maksimal kemudian keuntungan dibagi sesuai dengan kesepakatan awal.
Selain itu, jika langganan memesan barang dagangannya , barang tersebut dikirim sesuai dengan pesanan dan tepat waktu, hingga sampai tujuan.

Adapun Tentang kejujuran dan amanah dalam berdagang itu sendiri beliau bersabda " pedagang  yang jujur dan amanah bersama dengan orang-orang yang benar dan orang-orang yang mati syahid kelak di hari kiamat" ( HR Ibnu Majah)

3. Bersikap ramah
Saat melayani para pelanggan Rasullullah tidak pernah bermuka masam, apalagi menjawab dengan  ketus serta memandang sinis pelanggan yang bertanya. Beliau melayani pelanggan dengan ramah, berkata lemah lembut dan sabar.

4. Menjual barang dagangan yang berkualitas
Rasullullah tidak pernah menjual dagangan yang cacat atau rusak. Beliau sangat menjaga kualitas barang dagangannya.
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Ibn Majah, Uqbah bin Amir pernah mendengar Rasulullah berkata, “seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, tidak halal bagi seorang muslim untuk menjual barang yang ada cacatnya kepada temannya, kecuali jika dia jelaskan. (HR. Ibn Majah)

5. Ambil keuntungan sewajarnya.
Rasulullah dalam berdagang mengambil keuntungan yang sewajarnya tidak berlebihan yang bisa memberatkan pembeli. Karena niat Nabi Muhammad dalam berdagang karena Allah SWT agar berdagang itu bernilai ibadah serta mendapat rezeki yang berkah.

6. Tidak mudah putus asa.
Rasulullah dalam berdagang tidak pernah putus asa, awal mula beliau merintis usaha dagang dari nol. Melakukan perjalanan jauh melewati tanah gersang dan tandus. Menawarkan barang dagangan dengan sabar dan penuh kejujuran.  Apabila ingin menjadi pedagang sukses maka, jangan mudah putus asa jika mendapati barang dagangan yang tidak laku-laku. Seorang pedagang tidak akan sukses jika tak ada semangat untuk bangkit dan berjuang. Kesuksesan membutuhkan proses yang panjang. Karena, Proses tidak akan pernah membohongi hasil. Teruslah berusaha dan do'a.

Referensi :

https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/kumparanwoman/4-tips-berdagang-ala-rasulullah-agar-usaha-semakin-laris-dan-berkah-1tMKp5IuMgu

https://www.google.com/amp/s/dalamislam.com/info-islami/cara-berdagang-rasulullah/amp

https://blog.kitabisa.com/makna-berkah-dan-cara-meraihnya/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar