Rabu, 12 Februari 2014

5 TAHUNAN DINEGERI

ketika 5 tahunan datang
berjamuran orang-orang menjajakan dagangan
dagang janji-janji untuk mengambil simpati
mengiklankan diri ditelevisi, membentuk citra diri 

pohon-pohon berbuah baner
tiang-tiang listrik tak kalah menjadi poster
tiang antena tetangga juga ikut menjadi korban

wajah-wajah asing seketika bertandang
mengumbar senyum yang mengandung sejuta makna
foto-foto bertebaran disepanjang jalan
dengan ekspresi berbagai warna

orang-orang menjadi dermawan
membagi uang, kotakan dan almanak
sedekah yang paling ringanpun diobral-obral
entah tulus atau pura pura dalam ketulusan

5 tahunan berlalu, semuapun ikut berlalu
tiada lagi orang bertandang, sedekah yang paling ringanpun menjadi mahal
janji-janji tinggal ilusi,
sang dermawan semakin sembunyi, untuk bertemupun harus buat janji

dibalik benteng kekuasaan dan materi, mereka menutup diri
kepada rakyat tak lagi punya nurani
kebahagiaan diri menjadi prioritas sejati
kesenangan diri dijadikan misi

tutup lobang yang mereka gali menjadi visi
itulah potret tetua negri
tak benurani, tak tahu diri, tak takut mati
tak takut Ilahi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar