Diatas kertas tak beramplop
Tak berperangko
Aku berkirim harap
Pada setiap berdasi diatas teras
Mohon sangat
Nuranimu jangan kau abaikan
Agar kami bisa makan kenyang
Bocah-bocah bisa menghirup pengetahuan
Dengan cuma-cuma
Dan dikolom surat
kutujukan pada wakil-wakil rakyat
Amanah Pertiwi berada di atas pundakmu
Lumbung ibu berada di atas coretan penamu
Bukan untuk bermanipulasi
Membalikkan fakta menjadi fiksi
Hak kami kau kebiri
Demi jiwa rakusmu yang membabi
Sungguh.. Tuan, Nyonya penghuni teras
Jangan ada siroh cucu cicit kami sampai kehabisan tanah
Kelaparan dipadang sawah
Anak-anak memakan nanah
Menjadi kacong didalam istana moyangnya
yang katanya gemah rimpah loh jinewah
Sisakan untuk mereka
Walau hanya sesuap saja
Biarlah ucapan Wassalam hanya sebatas tulisan tinta
Bukan akhir nafas dari Nusantara
Tak berperangko
Aku berkirim harap
Pada setiap berdasi diatas teras
Mohon sangat
Nuranimu jangan kau abaikan
Agar kami bisa makan kenyang
Bocah-bocah bisa menghirup pengetahuan
Dengan cuma-cuma
Dan dikolom surat
kutujukan pada wakil-wakil rakyat
Amanah Pertiwi berada di atas pundakmu
Lumbung ibu berada di atas coretan penamu
Bukan untuk bermanipulasi
Membalikkan fakta menjadi fiksi
Hak kami kau kebiri
Demi jiwa rakusmu yang membabi
Sungguh.. Tuan, Nyonya penghuni teras
Jangan ada siroh cucu cicit kami sampai kehabisan tanah
Kelaparan dipadang sawah
Anak-anak memakan nanah
Menjadi kacong didalam istana moyangnya
yang katanya gemah rimpah loh jinewah
Sisakan untuk mereka
Walau hanya sesuap saja
Biarlah ucapan Wassalam hanya sebatas tulisan tinta
Bukan akhir nafas dari Nusantara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar